|



Ini Profil 3 Kandidat Kuat Calon Panglima TNI Penerus Jenderal Andika Perkasa

Editor: Admin
3 Calon Kandidat Kuat Menggantikan Panglima TNI

METROINDO.ID | JAKARTA - MASA jabatan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan habis pada Desember 2022 ini.

Namun hingga saat ini Presiden Jokowi belum mengirimkan surat presiden ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait pergantian Panglima TNI.

Presiden Jokowi sebenarnya masih bisa memperpanjang jabatan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.

Namun sejumlah pihak menilai, Presiden Jokowi akan menunjuk Panglima TNI yang baru menggantikan Jenderal Andika Perkasa.

Setidaknya saat ini ada tiga kandidat kuat menjadi Panglima TNI.

Ketiganya yakni KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo.

Dari ketiga nama tersebut kepala staf yang paling berpeluang menjadi Panglima TNI menurut Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi adalah Laksamana Yudo Margono.

“Menurut saya, sepanjang belum pensiun, peluang jelas besar dan kuat untuk Laksamana Yudo Margono,” kata Fahmi seperti yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Berikut profil ketiga kepala staf angkatan yang menjadi kandidat calon panglima TNI:

1. Jenderal Dudung (KSAD)

Jenderal Dudung Abdurachman resmi menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 17 November 2021 silam.

Dia menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi menjadi Panglima TNI.

Sebelum menjadi KSAD, Jenderal Dudung adalah Pangkostrad.

Dudung merupakan abituren Akademi Militer 1988 yang mempunyai karier militer moncer.

Sejumlah jabatan strategis di lingkungan Angkatan Darat pernah diemban oleh Jenderal Dudung.

Mulai dari Gubernur Akademi Militer, Panglima Kodam Jaya, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), hingga kini KSAD.

Karir cemerlang yang diraih oleh Jenderal Dudung ini diraihnya dengan kerja keras sejak kecil.

Ada kisah mengharukan dari sosok Jenderal Dudung di masa kecilnya hingga akhirnya dia bercita-cita menjadi perwira TNI Angkatan Darat.

Semua itu diawali ketika pria kelahiran Bandung, 16 November 1965 itu masih menapaki usia remaja.

Saat itu, Dudung harus membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Sebab, Ayahnya meninggal dunia saat Dudung masih SMP pada 1981.

Anak keenam dari delapan bersaudara itu harus membantu ibunya mencari uang.

Dengan mengayuh sepeda, ia mengantar koran ke rumah para pelanggan sejak pukul 4 pagi.

“Sepeninggal bapak saya, ibu saya ini kan ya secara ekonomi ya namanya janda pensiunan PNS. Akhirnya untuk menopang kehidupan itu saya jualan koran, saya nganter koran, loper koran,” ucap Dudung, dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam video BEGINU S2 EPS6: Dudung Abdurachman, Loper Koran dan Keberanian Bersikap Jenderal TNI, dikutip Rabu (26/5/2021).

Selesai mengantar koran sekitar pukul 08.00, Dudung mesti membantu ibunya menjajakan kue klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat.

Dudung sengaja memilih sekolah di siang hari supaya ia bisa membantu ibunya.

Lantaran hampir setiap hari mengantar kue, Dudung akhirnya dikenal oleh tentara yang berjaga di depan pintu.

Ia kerap menyelonong masuk ke dalam ruangan.

Namun, suatu hari, ketika hendak mengantarkan kue, penjaga yang bertugas merupakan tentara baru yang belum mengenal Dudung.

Mendapati Dudung yang menyelonong masuk tanpa melapor, penjaga itu geram.

Ditendanglah kue-kue yang dibawa Dudung hingga berhamburan.

Saat itulah, muncul keinginan Dudung untuk menjadi perwira tinggi.

2. Jenderal Yudo Margono (KSAL)

Salah satu kandidat kuat calon Panglima TNI adalah Laksamana Yudo Margono.

Jenderal bintang 4 kelahiran Madiun, Jawa Timur, 26 November 1965 ini merupakan perwira dengan segudang prestasi.

Laksamana Yudo Margono pernah menjabat sebagai komandan sejumlah kapal perang Indonesia.

Karirnya pun banyak dihabiskan di atas kapal perang.

Lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1988 ini pernah menjadi Komandan KRI Pandrong-801, Komandan KRI Sutanto-877, dan Komandan KRI Ahmad Yani-351.

Selepas dari kapal perang, karier Yudo kian meroket dengan mengemban posisi Komandan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tual pada 2004-2008 dan Komandan Lanal Sorong pada 2008-2010.

Lalu, Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I Belawan pada 2015-2016, Kepala Staf Komando Armada Republik Indonesia Wilayah Barat (Koarmabar) pada 2026-2017, dan Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) pada 2017-2018.

Setelah itu, Yudo terus menduduki jabatan strategis di lingkunga TNI AL.

Di antaranya Panglima Komando Armada I 2018-2019, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I pada 2019-2020, dan KSAL pada 2020 hingga saat ini. 

Selama berdinas di TNI AL, Yudo telah mendapatkan sejumlah brevet bergengsi.

Brevet tersebut meliputi brevet atas air, brevet selam TNI AL, brevet kavaleri Marinir kelas I, brevet hiu kencana, dan brevet Kopaska.

Selanjutnya brevet kesehatan TNI AL, brevet tri media (Taifib), brevet PTAL (Denjaka), brevet kehormatan hidro-oseanografi, wing penerbang TNI AU, dan wing penerbal.

3. Jenderal Fadjar (KSAU)

Dikutip dari buku “Plan Bobcat Transformasi Menuju Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan” karya Fadjar Prasetyo, Fadjar merupakan KSAU ke-23.

Ia mengemban jabatan ini sejak 20 Mei 2022 hingga kini.

Fadjar merupakan jebolan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1988.

Sebelum menjabat KSAU, Fadjar memegang tongkat komando Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II yang bermarkas di Semboja, Kalimantan Timur.

Fadjar meniti karier militernya sebagai penerbang A-4 Skyhawk di Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin dengan callsign “Bobcat”.

Setelah itu, Fadjar juga pernah diamanahkan menjadi perwira penerbang di Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma yang ketika itu mengoperasikan armada Fokker F-28 dan Boeing-707.

Selanjutnya, Fadjar juga pernah menjadi Atase Udara di Malaysia.

Ringkasnya, ada beberapa jabatan strategis yang sudah ditapakinya, antara lain Direktur Pendidikan dan Latihan (Dirdiklat) Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara (Kodiklatau), Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II, dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II.

Tercatat, Fadjar beberapa kali memimpin operasi yang sukses dijalankannya, yakni Lintas Rajawali, Latihan Jalak Sakti, dan ia mendapat predikat zero accident saat menjabat Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I. (MI/Red/Kompas

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
/> -->