|



Cemari Air di Paluh Perta, Dua Pabrik CPO di Belawan Akan Didemo Warga

Editor: Admin
Rukun HNSI Medan bersama Tim Relawan Wak Young mendampingi petugas Dirkrimsus Polda Sumut melihat kondisi Paluh Perta, Jumat (11/7/2024).

METROINDO.ID | BELAWAN - Terkait pencemaran air, masyarakat Kelurahan Bagan Deli meminta semua selokan pembuangan air sepanjang Paluh Perta, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, ditutup.

"Kami meminta dua industri yang berada di sepanjang Paluh Perta menutup semua selokan pembuang air mereka yang menuju paluh," kata Ketua Relawan Wak Young Sumatera Utara T Ahmad Saman.

Hal itu dikatakan Saman usai mendampingi petugas Dirkrimsus Polda Sumut melihat kondisi Paluh Perta, Jumat (5/7/2024), lalu. 

"Kami memberi waktu selama dua minggu, jika tidak ditutup maka kami akan melakukan aksi demo," tegasnya.

Saman mengaku kecewa dengan sikap Pemko dan DPRD Medan yang tidak respon dengan masalah pencemaran yang dikeluhkan masyarakatnya.

"Padahal masalah ini sudah pernah kami sampaikan namun sampai sekarang tidak mendapat respon. Bahkan untuk meninjau lokasi, tidak pernah," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, sepanjang Paluh Perta berdiri dua pabrik pengolah Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng yakni PT. Permata Hijau Palm Oleo dan PT Sinarmas.

"Apapun alasannya, kami meminta dua perusahaan itu jangan lagi buang air ke paluh. Agar tidak ada kecurigaan," tegas Saman.

Sementara itu, Ketua Rukun Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kelurahan Bagan Deli, Aswin, Jumat (12/7/2024) mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Pemko Medan, DLHK Sumut dan Ditpolairud Polda Sumut serta DPC HNSI Kota Medan terkait masalah pencemaran air tersebut.

"Kami sudah mengirimkan surat ke Instansi terkait agar masalah pencemaran ini harus segera diatasi agar ikan bisa hidup di sepanjang Paluh Perta dan airnya jernih kembali," katanya.

Berita sebelumnya, ratusan warga Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan meminta khusunya Instasi terkait yakni Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutan (DLHK) Sumut tinjau kondisi Paluh Perta.

Pasalnya, air paluh yang dulu jernih dan menjadi tempat warga mencari nafkah kini telah berubah menjadi hitam dan berbau tidak sedap.

Bahkan, habitat laut seperti ikan, udang dan kepiting serta lainnya tidak ditemukan lagi di ulur paluh tersebut.

Diduga paluh yang panjangnya sekitar tiga kilometer itu telah tercemar limbah yang diduga dari limbah rumah rumah tangga warga Belawan dan industri yang berada dipinggir paluh.

Hasil penelusuran, ditemukan sejumlah selokan atau lobang pada dinding pagar pabrik dan diduga sebagai alur pembuangan limbah cair dari dalam industri. 

Selain itu, struktur tanah atau lumpur Paluh Perta telah bercampur minyak dan berwana hitam. 

Akibat pencemaran itu, mata pencaharian warga atau khusunya nelayan Kelurahan Bagan Deli terganggu. 

Bahkan pencemaran itu diduga menjadi penyebab punahnya sejumlah jenis ikan sepanjang Paluh Perta dan sekitar pantai laut Belawan.

Paluh Perta berawal dari hulu yang berada pinggir jalan Tol, Lingkungan 36, Kelurahan Belawan Dua dan bermuara di Lingkungan 15, Kelurahan Bagan Deli dan menjadi lokasi mencari nafkah warga sekitar. (MI/Hen)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
/> -->